Penelitian menyebutkan otak manusia mungkin
merupakan alat yang memiliki kekuatan yang tidak terbatas sehingga banyak orang
menyebut hal–hal di luar batas kemampuan dan reflek normal manusia sebagai keajaiban otak
manusia.
Mengapa disebut ajaib? Mungkin dikarenakan masih
banyak misteri yang belum terpecahkan tentang bagaimana otak manusia sesungguhnya bekerja. Memang,
kita telah mengetahui bagian–bagian otak mana yang berperan dominan dalam
berpikir, mengingat, melakukan gerak reflek, ataupun mengomando seluruh organ
tubuh untuk berfungsi secara sinkron.
Namun, semua penelitian tersebut belum dapat
memberikan gambaran nyata bagaimana otak mampu mengendalikan aspirasi,
perasaan, ataupun pola pikir masing–masing manusia.
Otak sendiri terletak aman di dalam tempurung
kepala. Otak terlindungi dari sebagian besar goncangan dan benturan karena
sebagian besar massa otak terdiri atas air dan dilindungi tulang tengkorak.
Otak memiliki lebih dari 100 juta sel saraf yang
mampu selalu berkembang dan saling terhubung untuk menandakan aktivitas si
empunya. Otak manusia merupakan
pusat sistem saraf, namun manusia sendiri kebanyakan tidak mengetahui
keajaiban–keajaiban cara kerja otaknya.
Untuk lebih memahami keajaiban otak manusia, ada
baiknya kita mengetahui bentuk serta susunan anatomis dari otak itu sendiri.
Dengan besar kira–kira sekepalan tangan orang dewasa, otak normal memiliki
volume kurang lebih 1.350 cc.
Otak yang dimiliki oleh manusia pada tahap usia
dewasa secara fisik tidak lagi mengalami pertumbuhan, hanya perkembangan sistem
serabut saraf otak yang menandakan si empunya memiliki kegiatan berpikir yang
aktif dan merangsang otak untuk terus bekerja aktif.
Otak memiliki bagian–bagian tersendiri. Ada otak
depan yang terletak di bagian atas dan ketika susunan sistem saraf dibentuk
secara struktural, otak depan memisahkan diri dari bagian otak besar. Kemudian,
terdapat cerebrum alias otak besar yang memiliki dua belahan besar pada bagian
kanan dan kirinya. Masing–masing belahan tersebut dinamakan sesuai dengan arah
belahannya, yaitu otak kanan dan otak kiri.
Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi
untuk mengatur kinerja tubuh manusia. Namun, mekanisme kerja masing–masing
belahan tersebut berlawanan dengan bagian tubuh yang dikomandonya. Belahan otak
kanan mengatur kinerja tubuh bagian kiri, dan sebaliknya, belahan otak kiri
mengatur seluruh kinerja tubuh bagian kanan.
Selanjutnya, terdapat sereblum alias otak kecil.
Fungsi otak kecil ini vital, yaitu berkemampuan untuk mengatur keseimbangan
tubuh, mengoordinasikan gerakan tubuh baik secara sadar maupun tidak sadar,
serta mengatur posisi tubuh. Bila Anda pernah melihat orang yang memiliki
gejala inkontinensia atau tidak mampu mengoordinasikan tubuh secara normal maka
bisa dicurigai terdapat gangguan pada fungsi otak kecilnya.
Selanjutnya, terdapat korteks otak besar yang
terdiri atas beberapa lapisan, yaitu allokorteks, paleokotrteks, korteks, serta
arcikorteks. Masing–masing lapisan tersebut bertanggung jawab atas pengendalian
ingatan, pertimbangan, persepsi, kesadaran, bahasa, dan berbagai hal lainnya.
Adanya gangguan pada satu atau lebih lapisan
tersebut dapat mempengaruhi pengendalian kesadaran atau persepsi seseorang,
tergantung dari lapisan mana yang memiliki gangguan.
Adapun bagian akhir dari otak manusia ialah otak
tengah. Otak tengah ini terdiri atas beberapa bagian. Salah satu bagian yang
mencolok ialah bagian tegmentum yang bertanggung jawab atas sistem homeostasis
di mana salah satu fungsi vitalnya adalah mengatur ritme jantung.
Pembagian–pembagian otak berdasarkan letaknya
tersebut bukan berarti otak hanya mampu mengerjakan satu tugas individual untuk
masing–masing organ tubuh yang menjadi tanggung jawab per bagian tersebut.
Salah satu kerumitan dan keajaiban otak manusia yang masih menjadi misteri
adalah adanya kemampuan untuk melaksanakan beberapa tugas berbarengan ataupun
sekaligus.
Di mana, bahkan orang yang bersangkutan tidak
merinci detail apa saja yang harus dilakukan oleh masing–masing otak tersebut.
Namun, sudah ditunaikan oleh masing–masing bagian otak.
Sebagai contoh, seseorang yang mengetik laporan
masih dapat menikmati lagu yang diputar melalui sound system komputernya sekaligus
bernapas, membaca naskah laporan, dan berpikir untuk menyusun atau merangkai
kata–kata yang lebih pas dalam pembuatan laporannya tersebut.
Belum lagi dengan irama denyut jantung,
sirkulasi darah, pembelahan sel–sel tubuh, serta berbagai fungsi tubuh lainnya
yang terus berlangsung sekalipun manusia itu sendiri tidak memerintahkan secara
khusus bagian–bagian tubuh tersebut. Cara kerja itulah yang masih belum
dipahami benar dan masuk dalam kategori keajaiban otak manusia.
Singkatnya, dengan berbagai kemampuan yang
dimiliki oleh otak, semakin besar pula kekaguman manusia dengan otak yang
dimilikinya. Keselarasan serta keseimbangan kinerja otak benar–benar menjadi
alasan mengapa kita menyebut adanya keajaiban pada otak manusia.
Belum lagi dengan fakta bahwa semakin banyak
rangsangan yang diberikan kepada otak, bukannya akan menambah beban otak secara
signifikan, walaupun secara energi memang bisa menguras cadangan glukosa dalam
tubuh. Namun, penelitian menyimpulkan bahwa semakin sering otak dirangsang
(untuk berpikir, berlatih, ataupun berimajinasi) maka akan semakin mengaktifkan
fungsi–fungsi serabut saraf pada otak.
Walau demikian, penelitian juga mampu
menyimpulkan bahwa orang yang selalu berpikir dengan kritis, melatih otak untuk
berpikir, berimajinasi ataupun hal–hal lainnya, sebenarnya hanya menggunakan
sepertiga dari fungsi otak itu sendiri. Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya
bila manusia dapat mengaktifkan fungsi otaknya secara keseluruhan.
Mungkinkah akan menjadi loncatan kuantum pengetahuan
dan sejarah manusia?
Atau justru membuat manusia lebih menyadari fungsi hakiki dari anugerah yang
diberikan Tuhan kepada kita? Jawaban tersebut belum dapat ditemukan oleh siapa
pun.
Namun demikian, sudah banyak penemuan oleh orang
jenius bahwa hanya sepertiga fungsi otak yang aktif saat mereka dengan tekun
membuahkan berbagai penemuan.
Belum lagi dengan salah satu contoh keajaiban
otak manusia yang dimiliki oleh Einstein, yang konon mampu menyeimbangkan
fungsi dan kinerja otak kanan dan kirinya. Sehingga, sepertiga bagian yang
aktif tersebut menjadi lebih maksimal ketika dua belahan otak kanan dan kiri
berjalan dengan seimbang.
Lalu, bagaimana bila kita menginginkan kinerja
yang seimbang dan maksimal dari otak kita? Ada berbagai cara untuk memberikan
latihan tambahan pada otak agar kinerjanya maksimal. Salah satu caranya adalah
dengan melatih fungsi otak.
Kita tahu bahwa dengan latihan teratur maka apa
pun yang kita kerjakan akan membuahkan hasil yang lebih baik. Demikian pula
dengan otak. Kita dapat membiasakan diri untuk melatih pemecahan masalah dengan
menggunakan dua atau lebih indra yang
dimasukkan.
Semisal, tak hanya sekadar mengingat informasi
tertentu, namun juga menuliskan dan teratur membaca informasi tersebut. Cara
ini akan membuat otak mengingat informasi yang kita masukkan 6 kali lebih
efektif ketimbang metode mengingat biasa.
0 komentar:
Posting Komentar